Selasa, 12 Juli 2011

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN KAUM MARGINAL


PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK KAUM MARGINAL

Kaum marginal adalah kaum yang terpinggirkan dalamkehidupan social. Merka adalah seperti pengasong, tukang pulung barangbekas,pengangguran, tukang semir epatu di terminal atau emperan masjid, atau mereka-meraka yang papa dan tak berdaya melawan ganasnya kehidupan.

Kaum marginal seperrti itu jumlahnya banyak di kota-kota besar negeri ini. Jakarta,Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Denpasar, Makasar dan lain sebagainya merupakan sederetan kota-kota besar dimana banyak kantong-kantong kemiskinan yang sampai saat ini SDM-nya masih termarginalkan. Mereka terus menderita dan tak berdaya karena tak kuasa melawan ganasnya kehidupan kota. Kaum marginal ini menjadi beban berat bagi bangsa ini, maka dari itu patut untuk dicarikan solusinya secara bersama-sama sehingga mereka bisa hidup dengan tenang, bersekolah dengan semestinya, menikmati fasilitas kesehatan secara standar, hidup mandiri dan pada akhirnya mereka bisa survive secara layak sebagai bagian anak-anak negeri ini yang memiliki hak untuk sukses dan merdeka.

PELATIHAN TOT KEWIRAUSAHAAN

PELATIHAN TOT (TRAING FOR TRAINER) KEWIRAUSAHAAN UNTUK GURU KEWIRAUSAHAAN

Dunia pendidikan,khususnya perguruan tinggi dan SMK, di masa datang harus mereformasi diri dan menata kembali paradigm pendidikannya. Ke depan SMK atau PT  bukan sekedar menciptakan lulusannya diterima kerja di satu perusahaan atau instansi namun ke depan harus diarahkan alumninya bisa menjadi pengusaha mandiri. Sejak di sekolah atau kampus itulah wahana yang paling tepat mengkader dan mencetak mereka untuk menjadi calon-calon pengusaha tangguh di masa datang. Maka itu peranan guru kewirausahaan sangat lah strategis ke depannya untuk merubah anak-anak bangsa ini.

Namun demikian ironisnya di SMK sedikit sekali tersedia guru kewirausahaan yang kompeten dan mampu menyampaikan materi-materi kewirausahaan dengan benar. Saat ini kebanyakan guru kewirausahaan mengajar kewirausahaan disamakan dengan mengajar ilmu akutansi atau manajemen sehingga hasilnya murid tidak berubah cara berfikirnya,namun sekedar memenuhi target kurikulum dan kelulusan nilai sekolahnya. Bahkan banyak SMK merekurut guru kewirausahaan karena ybs lulusan akutansi atau sarjana ilmu manajemen, sementara para guru itu tidak punya pengalaman bisnis.